Kisah Nyata Manfaat Bersepeda









Kisah Nyata Manfaat Bersepeda
Sesuai dengan judulnya, kali ini saya akan bercerita pengalaman keluarga saya bahwa manfaat bersepeda khususnya bersepeda adalah nyata. Saya, menulis beberapa artikel dan yang paling banyak dicari dan dibaca untuk kategori kesehatan adalah artikel ini. Maka dari itu saatnya menulis menurut pendapat atau pengalaman pribadi.

Paru-paru Asthma

Bapak saya adalah seorang penderita asthma (asma) cukup berat. Ketika masih bekerja, sering sekali mendapat serangan (asma) karena tekanan pekerjaan membuat kurangnya jadwal olahraga meskipun tiap sabtu dan minggu olah raga tenis. Tahun 2000an akhirnya pensiun tetapi tidak serta merta langsung sehat bahkan lebih sering terjadi serangan dan jauh lebih parah, mungkin akumulasi ketika bekerja dan fisik mulai lemah daya tahan drop.

Mengangkat gayung ketika mandi hanya kuat 3 kali, berjalan mencari sepatu dan memakainya harus beberapa kali istirahat, kerap menggunakan obat inhaler (obat asma semprot pada rongga mulut) bahkan hingga 2 jenis, bahkan saking sesaknya pernah sempat tak sadar beberapa detik tiba-tiba posisi duduk dilantai dan berjalan merangkak untuk keluar kamar, Saya sering mengantar ke dokter naik motor itupun harus pelan karena agar tidak semakin parah. Sebenarnya masih banyak lagi tapi itu yang paling parah.

Segala upaya untuk berobat dari pengopatan tradisional, china dan dokter A, B, C dst. bahkan hingga ke spesialis paru-paru ternama di kota Malang. Memang sembuh tapi tak lama akan anfal lagi dan akhirnya ke dokter umum biasa. Disitulah si dokter menulis resep sembari memberi peringatan “Bapak harus olahraga!”, dia juga memberi alternatif olahraga yang cocok buat penderita asma antara lain renang, jogging dan sepeda. Kebetulan si dokter juga sering berolahraga jogging dan sepeda.

Mulailah berolah raga. awalnya hanya jalan pagi dan beberapa meter saja karena nafas masih belum kuat, setelah beberapa kali mulai agak jauh tapi kaki terasa sakit dan akhirnya membeli sepeda untuk mencoba olahraga bersepeda karena bersepeda tidak menimbulkan hentakan atau tekanan yang kuat pada persendian, hal inilah yang cocok juga untuk lansia. Mulai dari jarak pendek, menengah, hingga jarak jauh. Setelah fisik mulai terlatih mulailah melaju lebih cepat dengan sprocket besar. Sejak 6 tahun silam, rutin setiap hari dilakukandengan jarak kira2 8-10 km ditempuh 25-35 menit, cukup ngebut untuk usia 60an. Bahkan, saya dulu sebelum giat bersepeda sempat tertatih-tatih menguntit bapak saya ketika bersepeda bersama. Sedangkan kakak saya yang jauh lebih sehat harus memotong rute menuju rumah karena benar-benar tidak kuat mengimbangi kecepatan dan jarak.

Inhaler

Apa efeknya? sangat banyak. saat ini sangat jarang kambuh asmanya kecuali kalau terkena flu tapi jika kambuh tidak separah yang dulu. Selain itu beberapa kejadian membuat saya terheran. seperti, naik ke air terjun Sarangan diatas daerah tawang mangu dilakukan dengan jalan kaki karena kata penjaga, mobil tidak bisa masuk. Ketika naik kami balapan, karena jalannya belum tahu jadi hasilnya seri. Ketika turun kembali kami juga balapan tapi saya kalah. 2 orang kakak saya harus istirahat sedangkan saya terus mengejarnya yaa tetap saja gagal.

Satu lagi, ketika kami liburan ke kota Batu Jatim, bapak menjadi sopir sedan jadul tanpa power steering dan hanya istirahat sebentar ketika isi bensin. Setelah itu langsung tancap gas hingga sampe di Batu. Setibanya disana, tidak langsung tidur atau duduk-duduk nonton TV tapi langsung diajak saudara saya melihat-lihat kebun miliknya yang cukup luas dengan jalan kaki.

Kebetulan, bakat asma bapak menurun pada saya tapi tidak berat. maklum karena asma sifatnya menurun bukan menular. Semasa kecilpun saya sering sakit dan ketika SMA saya mulai berpikir bahwa saya harus mencotoh bapak saya karena sama-sama penderita asma dan saya juga pernah tersinggung oleh perkataan guru sewaktu SMA yang berkata “Makanya jangan cari istri/suami penderita asma karena menurun dan gampang sakit” dengan serius. Dari beberapa faktor itulah saya juga harus berolah raga demi kesahatanku.

Alhamdulillah, kami menjadi sehat dan ketahanan pun meningkat atau nggak mudah capek. Beberapa bulan kemarin saya bersepeda sendiri dari Jogja ke Sragen dengan jarak sekitar 90-100 km waktu tempuh 5.5 jam tanpa ada gangguan fisik kalau capek sih iya tapi bukan berarti menjadi sakit karena kelelahan. Lumayan untuk pemula dan seorang penderita asma.
Kebanyakan orang menginginkan efek secara instant, baru bersepeda 3 hari langsung menginginkan tubuh yang bugar dan kuat bekerja lebih lama. Mungkin anda harus melakukan secara rutin selama 1 bulan dan rasakanlah. Dengan catatan, bersepeda dengan memaksa diri anda supaya berkeringat.
Saya tidak bermaksud menyombongkan apa yang telah saya atau keluarga capai tapi saya hanya ingin mengajak anda bersepeda sebagai INVESTASI paling berharga yaitu KESEHATAN selain itu membuktikan bahwa anggapan orang tentang penderita asma pasti orang yang lemah adalah sebuah lelucon dan saya menganggap orang itu sedang berkelakar.

Komentar